Beragam cara yang dilakukan warga kota Palopo Sulawesi Selatan untuk menunggu datangnya jam berbuka puasa
atau ngabuburit, salah satunya adalah
dengan mengunjungi Jalan Lingkar Kota Palopo.
Jalan Lingkar Palopo terletak di sebelah timur kota Palopo,
dengan lebar jalan 15 meter dan panjang lokasi sekitar 17 kilometer, yang
membentang mengikuti garis pantai teluk Bone. Di lokasi ini, setiap sore hari
baik di bulan Ramadhan ataupun di luar Ramadhan menjadi tempat kunjungan
warga.
Warga memilih jalan lingkar timur karena lokasinya yang aman, nyaman, indah dan
udaranya masih segar. Salah satu aktivitas yang dilakukan warga saat ngabuburit
adalah memancing. Aktivitas memancing menjadi kepuasan tersendiri bagi
pengunjung, sambil menikmati suasana pemandangan kota Palopo dari pinggir
pantai dengan memandangi alam perbukitan
yang membentengi kota Palopo.
Selain itu warga dapat menyaksikan dari pantai terbenamnya
Matahari di Puncak pegunungan Battang Palopo, dan pemandangan laut, pulau Libukang dan hutan mangrove.
Tanaman Bakau atau mangrove yang tumbuh di kawasan jalan lingkar
punya keindahna tersendiri, dengan pertumbuhannya terbentuk tegakan seumur,
sehingga nampak sebagai kawasan hijau dan dibawahnya dihuni berbagai biota
mangrove seperti kerang, udang, ikan dan kepiting.
Warga yang datang memancing di lokasi ini bukanlah hal utama untuk mendapatkan hasil, melainkan sekedar
menunggu tibanya jam berbuka puasa atau ngabuburit.
“Kawasan ini dipilih karena keindahannya, udaranya yang masih
segar dengan hembusan angin sore yang terasa nyaman, jadi kalau soal mancing itu
hiburan saja, kalaupun dapat Ikan yah alhamdulillah tapi kalau tidak yah tidak
apa, yang penting puas sambil ngabuburit,” kata Faturrahman, salah seorang
pengunjung, Minggu (27/5/2018).
Di area ini, hampir sepanjang jalan terdapat penjualan makanan
maupun minuman dengan aneka kuliner, mulai dari khas Sulawesi Selatan hingga
daerah lainnya di Indonesia seperti Padang, Mataram, Lombok, dan Maluku. Jadi
pengunjung bisa menjumpai makanan seperti Nasi padang, Nasi pecel. Tahu Bacan, Pisang goreng peppek, Pisang
gepe, Jagung manis, Mpek mpek Palembang, Es mataram, Pisang ijo dan berbagai
menu khas lainnya.
“Ngabuburit disini cukup praktis, setelah mancing atau aktivitas
lain, begitu masuk waktu berbuka kita tinggal beli atau pesan sebelumnya di
warung warung yang tersedia disini,” ucap Fefriana.
Jalan Lingkar Palopo, menjadi magnet baru bagi pedagang kuliner
dan penikmat alam. Bagi pedagang dapat memperoleh keuntungan 2 kali lipat dari
hari sebelumnya. Menurut Rizal (29) mengatakan bahwa omzet pendapatannya naik selama bulan Ramadhan dibanding hari
biasa.
“Kalau suasana bulan Ramadhan begini,
pengunjung datang dengan santai bersama keluarga, kalau hari kerja, biasanya
datang dengan rombongan pekerja kantoran. Harga makanan dan minuman harganya
cukup lumayan, rata untuk makanan Rp 20.000 per porsi dan minuman Rp 10.000
perporsi,” Alhamdulillah omset bisa bertambah,” ujarnya.
Bersantai di jalan lingkar Palopo sambil menikmati keindahan, memang sudah dilakukan warga sejak dulu,
terutama sejak jalan lingkar mulai dibangun sekitar 2009 lalu. Pengunjung bukan
hanya warga Palopo tetapi warga dari luar daerah seperti Luwu, Masamba dan Luwu
Timur.
1 comment:
Mancingnya seru banget ya
Post a Comment