Muh. Amran Amir, S. Hut |
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) adalah salah satu Taman Nasional dengan berbagai jenis flora, memiliki peran penting dalam penelitian komunitas tumbuhan karena secara biogeografi TNLL termasuk dalam kawasan Wallaceae yaitu tempat bercampurnya tumbuhan dan binatang dari Asia dan Australia.
TNLL merupakan salah satu kawasan konservasi penting di Indonesia dan juga sebagai tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Sulawesi . Kawasan TNLL memiliki kekayaan jenis hayati, yaitu paling sedikit 263 jenis burung dimana 66 jenis burung tersebut merupakan endemik Sulawesi yang berada di TNLL, 127 jenis mamalia, 117 jenis reftilia, 68 jenis ikan air tawar, berbagai jenis tumbuhan yang terdapat di dua ekosistem hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan (BKSDA, 1995)
Menurut Wiriadinata dan Prawiroatmodjo (2001), kekayaan jenis tumbuhan di TNLL sangat unik dan mempunyai daya tarik tersendiri karena komponen penyusunnya merupakan perwakilan flora hutan pegunungan di Sulawesi seperti : Palili (Lithocarpus celebica), Ntorode (Pterospermum celebicum), wanga (Pigafeta elata), Rotan taimanu (Kortthalsia celebica), Pisang hutan (Musa celebica) dan lain lain.
Di dalam TNLL terdapat desa yang penduduknya sebagian berpenghasilan dari hasil hutan, salah satunya adalah desa Toro. Desa Toro dengan kondisi tografi yang datar hingga pegunungan memiliki kekayaan flora yang beragam yang masih alami atau Primer.
Desa Toro merupakan wilayah kabupaten Donggala yang letaknya termasuk dalam kawasan TNLL. Menurut Naftali (2003), Hutan primer di desa Toro secara umum dibagi atas Wanangkiki (kawasan hutan primer yang berada di puncak-puncak gunung, didalamnya tidak ada kegiatan manusia sama sekali, dimanfaatkan sebagai sumber plasmanutfah, tanaman obat, tempat penyimpanan air dan habitat flora fauna yang dilindungi., sedangkan Wana (kawasan hutan primer yang berada di lereng gunung dengan aktifitas pemanfaatan rendah, didalamnya tidak terdapat kegiatan perladangan, terbatas pada pengambilan tumbuhan obat, dan Damar). Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang komposisi jenis dan struktur pohon pada masing-masing tipe untuk melihat perbandingan kedua tipe tersebut.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui komposisi dan struktur pohon hutan primer pada beberapa tipe pemanfaatan hutan secara tradisional di desa Toro.
2. Membandingkan keanekaragaman jenis pohon pada beberapa tipe pemanfaatan hutan tersebut.
Kegunaan penelitian ini diharapkan untuk memberikan gambaran dan informasi tentang komposisi jenis pohon dan strukturnya pada hutan primer yang terdapat di desa Toro, sehingga dapat dijadikan bahan informasi bagi penelitian selanjutnya.
No comments:
Post a Comment