* Muh. Amran Amir* |
Masalah adalah ketidak sesuaian antara harapan dan kenyataan. Seringkali manusia atau apa saja yang ada di Bumi ini mengalami masalah, terutama manusia sebagai mahluk berpikir pasti mengalami masalah. Dalam menghadapi masalah ada beberapa jenis masalah yaitu masalah ringan, sedang dan berat, adapula masalah secara pribadi dan umum.
Dalam suatu institusi /lembaga atau masyarakat kampung sering muncul berbagai masalah yang dihadapi, namun menyelesaikan masalah tidaklah semudah apa yang kita harapkan karena beberapa pertimbangan seperti keputusan yang diambil mesti mengakar dari bawah (Bottom up) yang sifatnya partisipatif, karena apabila keputusan berdasarkan pihak penentu atau pimpinan (Top Down) akan menimbulkan dampak yang besar.
Oleh karena itu dalam pemecahan masalah di suatu institusi/lembaga, kampung, kantor dan bahkan penelitian perlu menggunakan suatu metode pemecahan masalah seperti :
- Analisa Pohon Masalah dan Harapan
- Analisa Jembatan Bambu
- Analisa Tulang ikan
- Analisa Stake Holders
- Analisa SWOT
- Analisa Medan Daya
- dan lain-lainnya.
Apabila masalah terjadi dalam suatu komunitas masyarakat atau kampung misalnya maka langkah yang harus dilakukan adalah melakukan perencanaan secara partisipatif.
Perencanaan Partisipatif Tingkat Lapangan
Bagaimana Melakukannya ?
Tahap ini didasarkan pada kondisi sumberdaya yang ada seperti manusia, modal dan alam, dimana keadaan wilayah diinventarisir sampai masalah dan potensi ditemui. Oleh karena itu hal yang harus diperhatikan :
1. Harus didasarkan dengan kebutuhan masyarakat
2. Sebagian besar masyarakat/kelompok terlibat dalam pengambilan keputusan dan prosesnya.
3. Tujuannya lebih pada kemandirian masyarakat bukan pada ketergantungan pada pihak lain.
4. Manfaat berkelanjutan
5. Menggunakan bahan/Sumberdaya lokal sejauh mungkin
6. Tidak merusak lingkungan
7. Tidak merusak orang lain yang tidak terlibat dalam prosesnya.
Supaya sebagian besar masyarakat/kelompok terlibat dalam pengambilan keputusan, proses dan manfaatnya dari hasil perencanaan berkelanjutan serta tidak merugikan orang lain maka dilakukan analisa stake holders, sehingga akan muncul stake holders pemegang kendali yang perlu diajak untuk berpartisipasi, Partisipasi pemegang kendali akan menghasilkan :
- peningkatan efektifitas
- peningkatan efisiensi
- peningkatan sustainabilitas
- peningkatan transparansi dan pertanggungjawaban
- peningkatan kesetaraan
Pemegang kendali terdiri dari pemegang kendali primer sebagai pihak pihak yang mendapat manfaat atau dirugikan oleh suatu kegiatan dan Sekunder sebagai semua orang lain dan atau lembaga yang memegang peranan atau minat atau menjadi perantara didalam suatu kegiatan.
Contoh analisa stake holders sebagai berikut :
Tabel 1 Analisis Stake holders dalam kawasan TNLL
Stake Holders | Rights (Hak) | Responsibility (Tanggung Jawab) | Revenue (Hasil) |
Masyarakat TNLL | Mengelola SDA | Menjaga Kawasan | Pendapatan masyarakat |
STORMA | Meneliti dalam Kawasan | Menjaga Lokasi Penelitian | Penelitian dapat berjalan sesuai yang direncanakan |
TNC | Pelestarian kawasan konservasi | Pendampingan dan mendorong masyarakat serta pemerintah dalam hal dukungan setiap kegiatan | Tercapainya tujuan yang diharapkan |
Care International | Pemberdayaan masyarakat | Memberikan support dan rewards kepada masyarakat dampingan | Masyarakat dalam kawasan TNLL menikmati fasilitas seperti Air. |
CSIADCP | Pemberdayaan masyarakat melalui proyek konservasi | Pemberian fasilitas kepada masyarakat, seperti bibit, sumber air, pupuk, jembatan dll | Fasilitas tersebut telah dinikmati oleh masyarakat |
Yayasan Djambata | Mendampingi masyarakat dalam Pelestarian Burung Maleo | Fasilitas, dan penyadaran masyarakat | Telah berhasil menangkarkan burung Maleo |
Awam Green | Pendampingan masyarakat dalam pelestarian obat-obatan | Bersama masyarakat untuk mengembangkan tanaman obat-obatan | Tanaman obat-obatan telah dikebunkan di desa Pakuli |
Yakota | Mendampingi masyarakat dalam meningkatkan ksenian tradisional | Pemberian pelatihan dan alat musik | Meningkatnya peran seni masyarakat dalam kawasan TNLL |
Yakobang | Peningkatan Pendapatan masyarakat melalui pola Agroforestry | Pemberian pelatihan dan keterampilan | Masyarakat mengenal pola Agroforestry dan tanaman sela yang dapat dijual |
BKKPA | Mengkoordinir para Pencinta alam di TNLL | Memberi masukan dan pelatihan konservasi | Belum jelas |
Sumber : Laporan Magang Sylva Indonesia oleh Muh. Amran amir
Tabel 2. Relationship Stake holders
Stake Holders | Masy. TNLL | STOR MA | TNC | Care | CSI ADCP | Yayasan Djambata | Awam Green | Yakota | Yakobang |
Masy. TNLL | - | - | - | - | - | - | - | - | - |
STORMA | Sedang | - | - | - | - | - | - | - | - |
TNC | Baik | Sedang | - | - | - | - | - | - | - |
Care | Baik | Sedang | Baik | - | - | - | - | - | |
CSIADCP | Sedang | Sedang | Baik | Baik | - | - | - | - | - |
Yayasan Djambata | Baik | Sedang | Baik | Baik | Baik | - | - | - | - |
Awam Green | Baik | Sedang | Baik | Baik | Baik | Baik | - | - | - |
Yakota | Baik | Sedang | Baik | Baik | Baik | Baik | Baik | - | - |
Yakobang | Baik | Sedang | Baik | Baik | Baik | Baik | Baik | Baik | - |
Sumber : Laporan Magang Sylva Indonesia oleh Muh. Amran amir
Untuk sampai pada pemecahan masalah maka dilakukan pertemuan kelompok untuk membahas permasalahan yang dihadapi dan menjawab solusi dari masalah dengan metode partisipatif (perencanaan partisipatif), berbagai metode dan teknik yang dilakukan dalam perencanaan partisipatif antara lain :
1. Pohon Masalah dan Harapan
2. Analisa Jembatan Bambu
3. Analisa Tulang Ikan
4. Analisa Medan Jaya
5. Analisa SWOT
1. ANALISA POHON MASALAH DAN HARAPAN
|
Kesimpulannya :
1.Identifikasi masalah utama yang harus dipecahkan (masalah utama)
2. Identifkasi penyebab masalah tersebut (curah Pendapat)
3. Mengelompokan sebab-sebab tersebut
4. Mengidentifikasi tingkatan penyebab (1, 2, 3, dst)
5. Menentukan tujuan dan harapan (keluaran)
6. Memprioritaskan penyebab yang paling mendesak
7. Memprioritaskan harapan yang paling efektif, mudah dan realistis untuk dicapai
8. Menyusun rencana kegiatan ;ingatlah 5w + H
2. Analisa Jembatan Bambu
Teknik Jembatan Bambu hanya merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menyusun suatu rencana kegiatan masyarakat dengan jalan memberikan gambaran masalah yang dihadapi dan tujuan yang akan dicapai serta tahapan yang harus ditempuh untuk mencapai suat tujuan yang diharapkan. Teknik tersebut sangat visual sehingga mudah difahami oleh masyarakat. Dan karena itu teknik partisipasi sangat tinggi. Selain itu teknik ini sangat sistimatis sehingga mudah untuk membuat proses perencanaan. Bahan yang diperlukan untuk membuat Jembatan Bambu mencakup : Dua Batang Bambu, Tali, Kertas, Spidol berwarna warni, gunting.
Tabel 3. Analisis SWOT Co-Management TNLL
EKSTERNALINTERNAL | Peluang (Opportunities) | Ancaman (Threat) | |
· Sumberdaya alam ada · Era konservasi · Era hutan kerakyatan · Bantuan manajemen phak lain | · Masih ada illegal SDA · Menurunnya kuantitas SDA · Pemda belum siap · Prosedur berbelit · Tekanan pemilik modal · Permintaan SDA tidak terkendali | ||
KEKUATAN (Strength) | STRATEGI PENGEMBANGAN | ||
· Partisipasi masyarakat ada · Kearifan lokal masyarakat · Kelembagaan masyarakat lokal · · Aksesibilitas dan fasilitas ada · Keterampilan tradisional | (S-O) | (S-T) | |
· Inventaris peluang pasar bersama masyarakat · Bentuk kelembagaan ekonomi lokal yang kuat · Usulkan program kepada pihak terkait · Menyusun management plant · Pembinaan management dan keterampilan · Dialog dengan masyarakat | · Memeperkuat ketahanan ekonomi rakyat · Bentuk peluang aneka usaha · Penguatan lembaga lokal · Penguatan daya tawar masyarakat | ||
KELEMAHAN (Weakness) | STRATEGI PENGEMBANGAN | ||
· Inovasi terbatas · Mudah dipengaruhi · Dukungan Pemda dalam bentuk legalitas formal belum ada | (W-O) | (W-T) | |
· Mengajukan permintaan bantuan modal · Mengundang penyuluh, NGO, peneliti dll. · Pembenahan manajemen lembaga/aparat · Studi banding percontohan bagi yang berhasil · Penguatan ketahanan ekonomi lokal · Mencari alternatif baru | · Kesepakatan dengan pihak terkait · Pembinaan mental · Penegakan hukum/aturan · Implementasi program |
No comments:
Post a Comment