Thursday 19 January 2017

Sekkot Palopo Harapkan Penangkaran Satwa

Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional yang dikemas dalam acara pameran produk pangan dan Kontes Tanaman Hias, membuat sekretaris kota (Sekkot) Palopo terharu saat mengunjungi stand pameran Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Selatan (Sul-sel) wilayah Palopo, pasalnya dalam pameran tersebut berbagai pamphlet aneka satwa dan flora endemic Sulawesi yang dilindungi diberisi kampanye perlindungan satwa dan tumbuhan endemiki, misalnya saja jenis Anoa (Bubalus Sp) dan Elang Sulawesi (Sphyzatus Lanceolatus), Burung Maleo (Machrochepalon Maleo) yang hampir punah di jasirah Sulawesi dan berbagai satwa yang dieksploitasi untuk kepentingan hiburan dan sejenisnya.  

Sekkot Palopo Andi Samsu Rijal Syam saat mendengar pemaparan rimbawan yang disampaikan terkait perlindungan satwa yang diambang kepunahan, dirinya mengharapkan  kedepan dibuatkan penangkaran satwa di Palopo, agar generasi kota Palopo mengetahui keberadaan satwa Anoa sebagai satwa endemic yang dilindungi.

“Saya harap kedepan pihak BKSDA Sul-sel membuat  satu lokasi penangkaran, agar generasi kita di Palopo dapat lebih mengetahui dan memahami satwa endemic yang dilindungi di Sulawesi,”jelasnya.
Menurut Samsu Rijal jika penangkaran tersebut dapat dibuat di Palopo, maka hal itu dapat membangkitkan minat generasi untuk melindungi tumbuhan dan satwa yang dilindungi, bahkan merangsang minat masyarakat untuk menjadikan sebagai arena wisata.

“Jika dilakukan maka itu merupakan bentuk pendidikan dini bagi generasi khususnya Pelajar untuk giat melindungi satwa endemic, bahkan akan menjadi arena wisata yang dapat menambah pendapatan, baik pemerintah maupun masyarakat,”ungkapnya.   

Kepala BKSDA Sulsel wilayah Palopo Belo Lintin yang diwakili stafnya Hasan mengatakan bahwa saat ini pihaknya akan berusaha untuk merintis hal tersebut dan salut atas response yang diberikan oleh Sekkot Palopo.

“Kami mengucapkan terima kasih atas adanya respon baik dari pemerintah kota Palopo, dan saat ini kami akan memprogramkan hal tersebut,”tutur Hasan.

Lanjut Hasan untuk saat ini BKSDA Sulsel baru bekerjasama dengan PT Vale dalam menangkarkan Satwa Anoa di Sorowako sebagi salah satu monumen alam di Sulawesi.

“Untuk saat ini masih masih menggunakan penangkaran PT Vale sebagai bentuk kerja sama dengan BKSDA,” ujarnya.

Saat ditanya tentang tingkat eksploitasi satwa di wilayah Palopo, Hasan mengatakan masih dalam batas kewajaran.

“Eksploitasi satwa di Palopo belum begitu marak, hanya sebatas ditangkap oleh masyarakat untuk dipelihara, seperti Kakak Tua Sulawesi, Anoa di daerah pegunungan Battang, hanya saja perambahan hutan yang tinggi membuat satwa tersebut mengalami kepunahan,”terangnya.

Sementara itu kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Hortikultura kota Palopo Abdullah selaku penyelenggara kegiatan mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk sosialisasi kepada masyarakat dan pelajar untuk lebih mengetahui tumbuhan dan satwa di Sulawesi.

“Kita mempromosikan ke masyarakat bahwa di Palopo ada berbagai tumbuhan dan satwa yang khas, yang perlu dilindungi, dan beberapa tumbuhan juga khas yang dapat dibuat sebagai tanaman hias, yang juga dapat menambah income,” kuncinya.      

Tuesday 17 January 2017

LUWU JENAZAH RAFIKA MAHASISWI UIT TIBA