Friday 23 June 2017

INDAHNYA KEBERSAMAAN DALAM PERBEDAAN

Tahun 2002, inilah perjalanan saya yang penuh kekhawatiran, berangkat dari kota Palopo Menuju Kota Palu, dengan melintasi daerah Konflik yaki Kota Poso yang berjuluk Kota Citra.

Saat itu usai Lebaran Idul Fitri, bertepatan dengan Libur telah usai, dan akan disambut dengan Ujian Akhir Semester di Kampus Kehutanan Tadulako.

Pagi hari, saya berangkat dari Terminal Kota Palopo dengan harapan, bisa melintasi Kabupaten Poso malamnya. Perjalanan telah berjalan dan memasuki Poso Pinggiran tepatnya di daerah BatuBatu atau Pamona daerah Poso selatan, Kami istirahat makan dan siap untuk melanjutkan perjalanan. Saat Bus yang saya tumpangi mendadak dilarang berangkat atas instruksi pihak petugas keamanan yang ertugas sepanjang jalan, dengan alasan menjaga kemungkinan yang tidak diinginkan, waktu itu sekitar pukul 14.00 siang.

Sang supir tetap mengikuti perintah peihak petugas, dan memilih untuk istirahat dan menginap di perjalanan di depan rumah makan Cahaya Batu-Batu. Perjalananpun dilanjutkan pagi hari sekitar pukul 05.00.

Bus yang saya tumpangi bernama Bus Vernando Tujuan Manado. Diatas Bus terdapat beberapa Penumpang dengan tujuan kota Palu, termasuk saya salah satunya. Saya Duduk paling belakang, samping Pintu sebelah Kiri, disebelah kanan saya anggota TNI bersama Keluarganya dari Flores beragama Nasrani, di depan saya sebelah kanan juga Anggota TNI beragama Islam asal Makassar, mereka akan menikmati sisa liburan mereka di Manado.

Perjalanan kami aman aman saja dan diatas Bus antar penumpang saling bercengkeramah tentang poso, meski diatas bus tersebut ada beberapa pemeluk agama yang berbeda yakni Muslim, Nasrani dan Hindu.

Perjalananpun tiba tiba dihentakkan oleh sebuah insiden penahanan Bus oleh dua kelompok, kelompok pertama dari Non Muslim dan Kedua dari Kelompok Muslim. Bus kami ditahan pas depan salah satu Gereja di Tentena. Sweeping KTP pun berlangsung, setiap penumpang menyetor KTP, namun salah seorang anggota TNI yang beragama Islam melangkah kedepan untuk meminta agar Bus kami diberi kelonggaran agar melanjutkan perjalanan. Hal ini malah menjadi sempat membuat tegang, karena kelompok tersebut mengaku tidak percaya kepada petugas.
"Bapak mau apa, jangan karena bapak anggota TNI baru mau melarang kami disini, kami tidak percaya petugas disini," ungkap salah satu warga yang melakukan Sweeping KTP dengan membawa sebilah parang.

Saya yang berada di kursi belakang samping pintu mulai menenangkan diri, sambil membaca ayat ayat suci dalam hati.

Sweeping berlanjut, penumpang berada di kursi depan telah di sweeping dan tertera dalam KTP semua beragama Nasrani dan Hindu. Warga yang melakukan Sweeping tersebut mulai bertanya tujuan Bus tersebut.  
"ini Bus Tujuannya mau kemana? saya mencari penumpang tujuan Palu," kata salah seorang warga tersebut.

"Ini Bus Tujuan Manado pak, semuanya ke Manado," ungkap warga serentak. Warga yang bertanya tersebut masih menatap matanya ke belakang mencari cari penumpang. Selang beberapa detik kemudian, Anggota TNI yang berada disamping Kanan saya, berdiri dan berbicara dengan logat Manado meminta permohonan.

"Pak Tolong pak, kami ini semua penumpang tujuan Manado, saya ini bawa keluarga istri dan anak kecil, saya mau menghabiskan masa cuti saya yang tinggal beberapa hari lagi," ungkapnya.

Warga yang melakukan Sweeping tersebut akhirnya memberikan jalan hingga bus kami bisa melanjutkan perjalanan.

Suasana diatas bus terasa tegang, belum hilang rasa tegang, kembali Bus ditahan oleh kelompok Muslim didepan salah satu masjid. Bus Kami dihentikan dan dilakukan sweeping. Sweeping KTP dimulai dari saya dan yang berada di depan Kursi saya, Semua yang kena Sweeping sekitar 5 orang diperiksa KTPnya ternyata Muslim. Warga yang melakukan sweeping juga bertanya tujuan Bus, kamipun menjawab bahwa bus tersebut tujuan kota Palu. Bus pun diberi jalan untuk melanjutkan perjalanan.

Meski suda berjalan, perjalanan masih nampak tegang diraut wajah para penumpang, khawatir sweeping masih akan berlanjut disepanjang jalan. Sekitar 500 meter perjalanan, para penumpang mulai su rut ketegangannya sebab petugas TNI, Polisi dan Brimob sudah mulai nampak menjaga keamanan sepanjang jalan.

Saat penumpang asal Parigi yang beragama Hindu berhenti di depan Pura, para penumpang menyempatkan waktu untuk istirahat, dan saling bercengkeramah. Isi pembicaraannyapun seputar saling menjaga antar agama dalam perjalanan tadi.

Kami sadar Bahwa Kebersamaan itu memang penting, dan perlu saling menjaga.
.................................................


No comments: