Friday 15 July 2011

Melirik Biogas di Purangi

Palopo Pertama Bikin Reaktor Biogas Permanen
*Berawal dari Kelompok Tani Lewadang*

Palopo,-- Kelompok Tani Lewadang asal Purangi Palopo berhasil membuat reaktor biogas permanen. Reaktor biogas dengan kapasitas 9 Meter Kubik tersebut dibangun sejak Maret 2011 Lalu melalui proyek PHP Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan, dan dibantu tekhnisi handal dari LSM Lembaga Payung Luwu.Proyek pengadaan Sapi dan dipaketkan dengan reaktor biogas tersebut telah menuai hasil.

Biogas yang hanya mengandalkan kotoran ternak merupakan reaktor biogas permanen yang pertama di Sulawesi Selatan.
Sudirman Tekhnisi Biogas dari LSM Lembaga Payung Kecamatan Bua Kabupaten Luwu yang mentekhnisi reaktor tersebut mengaku kalau hanya di Palopo yang bisa membuat reaktor biogas permanen di Sulsel."setelah sekian reaktor yang saya kerjakan beberapa kabupaten di Sulsel hanya Palopo yang saya dapatkan permanen, yang lain umumnya dari tangki piber" ungkapnya, saat ditemui Payung Pos kemarin dirumahnya.

Dia menjelaskan bahwa teknologi biogas bukanlah merupakan teknologi baru di Indonesia, sekitar tahun 1980-an sudah mulai diperkenalkan.
Namun sampai saat ini belum mengalami perkembangan yang menggembirakan. Oleh karena itu, diperlukan cara-cara pendekatan baru dalam pengembangannya, seperti pengenalan proses produksi yang sederhana, pemanfaatan hasil yang bervariasi agar secara ekonomi menguntungkan. "Pemanfaatkan penggunaan secara luas seperti untuk kompor gas,lampu penerangan dan motor penggerak sudah diuji dengan hasil yang baik"terangnya.

Hal yang sama disampaikan Agurdi personil Lembaga Payung Luwu mengungkapkan bahwa hasil pembahasan kami di Sekolah Rakyat Petani (SRP) Payo-payo Maros hasil dari Biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pada kompor gas, lampu penerangan dan generator listrik skala rumah tangga. Analisa dampak lingkungan dari lumpur keluaran dari reaktor biogas menunjukkan penurunan COD dan BOD berturut-turut sebesar 90% dan 40% dari kondisi bahan awal. Analisa unsur utama N, P dan K menunjukkan tidak ada perbedaan nyata bila dibandingkan dengan pupuk kompos referensi. Analisa kelayakan ekonomi menunjukkan investasi layak dengan B/C Rasio 1,35 dan modal investasi kembali pada tahun ke-4
(umur ekonomi reaktor biogas 20 tahun). Hasil pendapatan ini belum termasuk hasil samping berupa pupuk cair/padat.

"Berdasarkan kajian teknis dan ekonomis tersebut, teknologi biogas ini layak dikembangkan.Penggunaan sistem digester biogas memiliki keuntungan,
antara lain yaitu mengurangi efek gas rumah kaca, mengurangi bau yang tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit, panas, daya listrik
dan hasil samping berupa pupuk padat dan cair. Pemanfaatan limbah dengan cara seperti ini secara ekonomi akan sangat kompetitif seiring naiknya harga bahan bakar minyak dan pupuk anorganik. Disamping itu, cara-cara ini merupakan praktek pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan" jelasnya.

Bunai Pengurus kelompok tani Lewadang mengungkapkan bahwa setelah masyarakat melihat langsung dan nyata hasilnya keinginan untuk menyalurkan gas ke rumahnya sangat berminat, hanya saja masyarakat kekurangan modal untuk pemasangan Pipa."untuk menyalurkan pipa gas biayanya akan dikelola
dengan swadaya dulu" ujarnya.

"sebagai langkah awal Biogas yang telah kami buat hasilnya sudah digunakan untuk kompor gas dan mengisi gas lampu petromaks jika mati lampu"lanjutnya
Hingga saat ini kelompok Tani Lewadang berharap kepada pemerintah kota Palopo agar dibantu dalam mengembangkan biogas ke rumah tangga. "proposalnya sementara kami buat, semoga bisa dibantu" kuncinya.

Sosialis Penggunaan LPG

Sosialis Penggunaan LPG
*cara aman bareng bung ijo

Bua--, Maraknya pemberitaan tentang kesalahan dalam menggunakan Komporgas dan Tabung LPG 3 Kg,
pihak Pertamina mengadakan sosialisasi dan Edukasi Konversi minyak tanah ke LPG di Lapangan
Andi Maradang Bua. Program yang diselenggarakan bersama antara pemerintah kecamatan Bua dan
PT. Inaco Luhur Pertiwi mengambil tema "cara aman bareng Bung ijo" dihadiri 382 ibu-ibu dan Kapolsek Bua, Danramil Bua,LPPNRI, Para Kepala Desa dan tokoh-tokoh masyarakat.

Camat Bua Drs. Muh. Irwan Ikbal, AP, M.Si, berterima kasih kepada PT. Inacon Luhur Pertiwi sebagai
perpanjangan tangan dari PT. Pertamina yang telah melaksanakan program tersebut, dan tak lebih kepada
masyarakat yang sampai saat ini di Bua belum ada kabar meledaknya tabung gas "sampai saat ini penggunaan
gas LPG 3 Kg belum ada kita dengar tabung gas meledak" ungkapnya saat ditemui Palopo Pos Sabtu (18/6/2011) di sela-sela acara.

Chaeruddin Divisi Supervisor PT. Inacon Luhur Pertiwi wilayah Sulawesi mengungkapkan bahwa inti program
tersebut dilaksanakan adalah menganjurkan kepada bapak atau ibu rumah tangga tentang cara pemasangan
regulator yang benar, supaya tidak terjadi kebocoran atau kerusakan seperti yang diberitakan di
media cetak atau media televisi bahwa tabung itu meledak "padahal yang membuat meledak itu adalah cara
pemasangannya yang kurang benar,"jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut beberapa pertanyaan dari masyarakat seputar penggunaan LPG mengemuka seperti adanya oknum pedagang yang tidak mengakui kualitas regulator pertamina,bahkan ada oknum yang mengaku pensiunan pertamina menjual regulator berwarna merah, hal tersebut dijawab oleh Chaeruddin dengan menganjurkan kepada masyarakat untuk tetap menggunakana kompor gas dan tabung
berkode SNI "tidak benar kalau regulator buatan pertamina tidak baik, sepanjang memiliki kode SNI,imbuhnya. Mengenai oknum bila ada, pertamina tidak menjual atau bekerjasama dengan pihak lain untuk menjual kompor gas, regulator dan selang secara langsung ke rumah-rumah, jika ada sampaikan ke pemerintah setempat atau aparat, lanjutnya.

Mengenai harga LPG 3 Kg, chaerudin menjelaskan bahwa harga dari pertamina kurang dari Rp.13.000 "selebihnya bisa bervariasi karena terkait dengan pemasaran"kuncinya. (Mg14)     
 
------------------------------------

wilayah yang didatangi 45 kecamatan se sulawesi selatan di 18 Kabupaten, sejak 20 mei sd 20 juli 2011.