Sunday 15 August 2010

SKRIPSIKU III : METODE PENELITIAN


III. MATERI DAN METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
            Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan November 2004 sampai bulan Januari 2005, di Desa Toro, Kecamatan Kulawi Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu

3.2. Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Peta lokasi Desa Toro, Lembar pencatat data (Tally sheet), Kantong plastik, Label pohon dari Aluminium, Label pohon dari kertas, Alkohol 60%, Kertas Koran, Cat dan, Buku lapangan,  
            Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Alat Ukur Tinggi Pohon (Vertex), GPS (Global Position System), Kompas, Pita meter, Paku, Gunting stek, Alat tulis menulis, dan Alat dokumentasi.

3.3. Metode Penelitian
            Penelitian ini menggunakan metode petak tunggal yang diletakkan secara sengaja (purposive). Pohon yang diamati yaitu berdiameter ≥ 10 cm.. Petak  tersebut dibagi kedalam sub petak yang berukuran  10 m x 10 m secara sistematis untuk mempermudah pencacahannya.  Petak contoh diletakkan pada 6 lokasi berdasarkan tipe pemanfaatan hutan secara tradisional di desa Toro, dengan ukuran petak 30 m x 50 m, keenam lokasi  tersebut yaitu :
  A. Tipe Wanangkiki :    
1.      Gunung  Kalabui
2.      Gunung Lonca
3.      Gunung Kolewuri
B. Tipe Wana :
1.      Gunung Kalabui
2.      Gunung Lonca
3.      Gunung Kolewuri
Bentuk dan ukuran petak , disajikan pada gambar 1.







11
12
13
14
15


6
7
8
9
10
       30 m
 
10 m
 1  
2
3
4
5

10 m






50 m










Gambar 1. Bentuk dan kuran plot
Keterangan :
-    50 m x 30 m : Plot

-    10 m x 10 m : sub plot

 3.4. Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
            Data yang diambil adalah semua jenis vegetasi tingkat pohon, dalam petak pengamatan yang meliputi : nama lokal , nama jenis (nama ilmiah), jumlah, tinggi total, diameter, ketinggian dari permukaan laut, kelerengan. Pemberian nama ilmiah dilakukan dengan mengambil spesimen kemudian diidentifikasi di Laboratorium Herbarium Celebense Untad.

3.4.2. Data Sekunder
            Data sekunder yang diperlukan sebagai data penunjang dalam penelitian ini adalah letak, luas wilayah, topografi, tanah, iklim, keadaan vegetasi, jumlah penduduk, agama dan matapencaharian.
3.5. Analisis Data
            Data vegetasi yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis untuk menentukan  Indeks Nilai Penting (INP)

3.5.1. Indeks Nilai Penting
            Menurut Soerianegara dan Indrawan (1983) Indeks Nilai Penting (Importance Value Index) diperoleh dengan cara menjumlahkan besaran-besaran : Kerapatan Relatif (KR), Dominansi Relatif (DR) dan Frekuensi Relatif (FR) . Untuk mendapatkan nilai besaran - besaran  tersebut digunakan rumus sebagai berikut:

a.       Kerapatan (K)
            Jumlah  individu suatu jenis
            K    = ----------------------------------
                        Luas petak contoh
  1. Kerapatan Relatif (KR)
Kerapatan suatu jenis
            KR  = -------------------------------- x 100%
                        Kerapatan seluruh jenis
  1. Frekuensi (F)
Jumlah petak ditemukan suatu jenis
            F   = ----------------------------------- ---------
                        Jumlah seluruh petak
  1. Frekuensi Relatif (FR)
Frekuensi suatu jenis
            FR =  ------------------------------- x 100%
                        Frekuensi seluruh jenis
  1. Luas Bidang Dasar  =  ¼. Π. d2
  2. Dominansi (D)
Jumlah luas bidang dasar suatu jenis
            D =      --------------------------------------------
                        Luas petak contoh
  1. Dominansi Relatif (DR)
Dominansi suatu jenis
            DR =  ------------------------------ x 100%
                        Dominansi seluruh jenis
Indeks Nilai Penting (INP) untuk pohon yaitu KR + FR + DR



3.5.2. Indeks Keanekaragaman Jenis (H’)
                               S*
        H =  - ∑  (pi ln pi)   
                i = 1     
 
 Keanekaragaman jenis (Species Diversity) dihitung dengan rumus Indeks Keanekaragaman menurut Shanon-Whiener (H) dalam Ludwig  dan Reynolds (1988)
               
               

dimana  Pi = Ni/N        
Keterangan :    H            =  Indeks keanekaragaman jenis
                        Pi         =  Proporsi nilai penting ke-1
                        Ln        =  Logaritma natural
                        Ni        =  Jumlah INP setiap jenis
                        N         =  Jumlah INP seluruh jenis
3.5.3. Indeks Nilai Kemiripan Komunitas (Is)

 

Is = 2 x j /(a + b) x 100%

 
            Untuk mengetahui kesamaan komunitas dari 2 tipe hutan, digunakan rumus indeks kesamaan Sorensen (Dumbois dan Ellenberg, 1974), sebagai berikut :



Keterangan :   Is = Indeks Sorensen (Nilai kemiripan)
                        j  = Jumlah jenis yang sama pada 2 komunitas yang sama
                        a = jumlah jenis pada komnitas ke- I
                        b = Jumlah jenis pada komunitas ke – k

Jika  :   ≥ 75%, dua komunitas dianggap sama
            < 75% dua komunitas dianggap tidak sama.
Untuk mengetahui struktur dari pohon tersebut maka digunakan lapisan dalam hutan menurut  Richards (1996), yaitu :
1.      Lapisan A, dengan tinggi pohon 35 meter keatas, tajuk pohon dilapisan ini biasanya terputus.
2.   Lapisan B, Pohon-pohon penyusun yang mempunyai tinggi diatas 18 meter,
      lapisan tidak bersambungan.
3.  Lapisan C, tinggi pohon yang menyusun lapisan ini adalah diatas 8 meter dan lapisan tajuk bersambungan dan merupakan lapisan tajuk yang paling rapat.
4.      Lapisan D, Pohon-pohon dengan ketinggian diatas 3 meter yang berupa semak dan belukar.

No comments: